BOLAGILA, Jakarta – Banjir Manado, Sulawesi Utara (Sulut) terjadi pada Jumat 27 Januari 2023 akibat hujan deras yang mengguyur sejak Kamis malam 26 Januari 2023. Tak hanya banjir, sejumlah wilayah juga mengalami longsor.
Update terkini, sebanyak 5 orang dilaporkan meninggal dunia akibat bencana tanah longsor dan banjir di Manado tersebut. Dari data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), 4 orang meninggal akibat tanah longsor dan satu orang lainnya meninggal akibat banjir
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan, banjir di Kota Manado yang terjadi sejak Jumat 27 Januari 2023 itu telah merendam kurang lebih 400 rumah di 34 desa/kelurahan dan 9 kecamatan.
“Banjir dengan tinggi muka air yang berkisar antara 80-300 sentimeter itu telah berdampak pada 3.013 KK atau 9.382 jiwa dan merenggut satu korban jiwa,” ujar Abdul, Sabtu (28/1/2023).
Selain bencana banjir, lanjut Abdul, tanah longsor juga menerjang sejumlah kawasan di Ibu Kota Provinsi Sulut tersebut. Bencana tanah longsor telah berdampak pada 63 KK dan terbagi di beberapa titik di 22 desa/kelurahan dan 7 kecamatan.
Menurut Abdul, sebagai upaya percepatan penanganan darurat bencana banjir dan longsor, Pemerintah Kota Manado telah menetapkan status keadaan darurat dengan nomor 27/KEP/B.06/BPBD/2023 tertanggal 27 Januari 2023.
Dalam surat keputusan yang ditandatangani oleh Wali Kota Manado Andrei Angouw itu telah ditetapkan periode status keadaan darurat sejak tanggal 27 Januari 2023 hingga 2 Februari 2023.
1. Lima Orang Meninggal Dunia dan Ribuan Orang Mengungsi
Sebanyak lima orang dilaporkan meninggal dunia akibat bencana tanah longsor dan banjir di Kota Manado, Sulawei Utara. Dari data BNPB, empat orang meninggal akibat tanah longsor dan satu orang lainnya meninggal akibat banjir.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari mengatakan, banjir di Kota Manado yang terjadi sejak Jumat 27 Januari 2023 itu telah merendam kurang lebih 400 rumah di 34 desa/kelurahan dan 9 kecamatan.
“Banjir dengan tinggi muka air yang berkisar antara 80-300 sentimeter itu telah berdampak pada 3.013 KK atau 9.382 jiwa dan merenggut satu korban jiwa,” kata Abdul, Sabtu (28/1/2023).
Abdul melanjutkan, untuk peristiwa tanah longsor telah berdampak pada 63 KK dan terbagi di beberapa titik di 22 desa/kelurahan dan 7 kecamatan.
Di samping itu, banjir dan longsor juga memaksa 1.021 jiwa mengungsi di beberapa titik. Adapun pengungsian di Kecamatan Tikala sebanyak 209 jiwa, Kecamatan Paal 2 ada 261 jiwa, Kecamatan Tuminting ada 50 jiwa, Kecamatan Singkil sebanyak 460 jiwa dan Kecamatan Wanang ada 41 jiwa.
2. Manado Tetapkan Status Darurat Bencana
Abdul Muhari mengatakan, sebagai upaya percepatan penanganan darurat bencana banjir dan longsor, Pemerintah Kota Manado telah menetapkan status keadaan darurat dengan nomor 27/KEP/B.06/BPBD/2023 tertanggal 27 Januari 2023.
Dalam surat keputusan yang ditandatangani oleh Wali Kota Manado Andrei Angouw itu telah ditetapkan periode status keadaan darurat sejak tanggal 27 Januari 2023 hingga 2 Februari 2023.
Hal senada juga disampaikan Wali Kota Manado Andrei Angouw.
“Dengan ini kami menetapkan penetapan status keadaan darurat penanganan bencana banjir dan tanah longsor di Kota Manado, Sulut tahun 2023,” ungkap Andrei dalam Surat Keputusan Nomor 27/Kep/B.06/BPBD/2023 tertanggal 27 Januari 2023.
Dia memaparkan, penetapan Status Tanggap Darurat sebagaimana dimaksud adalah dalam rangka penanganan darurat bencana banjir dan tanah longsor yang berlangsung selama 7 hari. Status darurat itu terhitung sejak 27 Januari 2023 sampai dengan 2 Februari 2023.
“Saya minta semua pihak bekerjasama dengan segera memulihkan kondisi pascabencana ini,” ujar politisi PDI Perjuangan ini.
3. Wali Kota Manado Keluarkan Imbauan Waspada
Andrei mengatakan, penetapan status darurat bencana itu juga sehubungan dengan kondisi alam di Kota Manado yang dipandang kurang kondusif sebagaimana rilis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) pada 27 Januari 2023.
Ada juga imbauan waspada terhadap potensi cuaca ekstrem yang dapat terjadi di sebagian besar wilayah Sulut.
“Ada imbauan untuk mewaspadai hujan lebat disertai kilat/petir dan dampak bencana hidrometeorologi yang dapat mengakibatkan kerusakan lingkungan dan permukiman bahkan korban jiwa,” papar Andrei.
Dia memaparkan, Kota Manado merupakan wilayah yang terdampak cuaca ekstrem yang mengakibatkan beberapa wilayah mengalami banjir dan tanah longsor. Kemudian juga korban jiwa seperti data lapangan di mana terdapat 52 kejadian banjir, 20 tanah longsor, pohon tumbang serta beberapa tiang listrik roboh.
“Maka dalam rangka mengantisipasi dampak bencana yang lebih meluas, perlu dilakukan upaya-upaya penanganan darurat terkait dengan situasi saat ini sehingga mampu meminimalisir dampak bencana,” pungkas Andrei.
Untuk itu perlu segera ditempuh penanganan yang bersifat cepat, tepat dan terpadu sesuai standar dan prosedur penanganan pada masa tanggap darurat.
4. Kepala BNPB Tinjau Langsung Lokasi Bencana
Terkait kondisi Kota Manado yang diterjang bencana alam, Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto diagendakan terbang menuju Kota Manado, Sabtu pagi (28/1/2023).
Kunjungan Kepala BNPB ke Manado dilakukan guna melihat langsung situasi dan kondisi terkini pascabanjir juga longsor, sekaligus untuk memastikan penanganan darurat bencana di sana berjalan dengan baik dan mengutamakan keselamatan masyarakat.
Di Manado, Kepala BNPD dijadwalkan akan melaksanakan rapat koordinasi bersama Pemerintah Provinsi Sulut beserta Forkompimda, guna membahas percepatan penanganan darurat bencana dan antisipasi menghadapi cuaca ekstrem serta potensi bencana yang lainnya.