– Hiu seringkali digambarkan ganas dan berbahaya. Tapi faktanya, hiu masih kalah dari nyamuk dalam hal memakan korban nyawa manusia.
Begitu mendengar hiu, kita pasti akan langsung terbayang giginya yang tajam dan keganasannya. Memang hiu jadi predator di lautan, tapi bukan berarti hiu memangsa semua yang terlintas. Hiu seringkali memangsa yang sakit dan berdarah. Ini karena tugas hiu sebagai penjaga lautan.
Di balik cerita ganas dan mematikannya, detikcom menghimpun fakta menarik, Senin (17/11/2019). Menurut data dari World Economic Forum, hiu bahkan lebih “kalem” dibandingkan nyamuk.
Dari kurun waktu seratus tahun, mulai dari 1916-2016, tercatat ada 1.035 kematian yang disebabkan oleh hiu. Besar? Relatif, apalagi jika dibandingkan dengan korbannya nyamuk.
Bahkan selama satu hari di tahun 2016, dirata-ratakan sekitar 1.470 kematian terjadi karena nyamuk. Ada lebih dari seribu kematian dalam satu hari karena nyamuk, sedangkan hiu butuh waktu sampai 100 tahun.
Fakta ini sebenarnya sudah lama digaungkan. Tapi masih banyak yang beranggapan berbeda, salah satunya karena badan besar hiu jauh lebih berbahaya dari nyamuk.
Kalau dirata-ratakan lagi, selama setahun hiu berpotensi memberikan kematian pada 10 orang. Jumlah ini begitu tak sebanding dengan cerita hiu yang digambarkan sebagai predator haus darah.
Sebenarnya, hiu bahkan merupakan hewan yang pemalu. Hiu hanya akan menyerang jika ada bau darah dan merasa terancam. Aktivitas bertemu hiu pun seringkali menyenangkan bagi penyelam. Banyak juga yang jadi ketagihan. Intinya jangan bergerak tiba-tiba, ini membuat hiu jadi agresif.
Mari kita lindungi dan sayangi hiu di lautan kita. Supaya ekosistem laut kita tetap sehat untuk generasi di masa depan.