BOLAGILA– Stok tabung oksigen yang terbatas memaksa Rumah Sakit Islam (RSI) Banjarnegara berinovasi. Salah satunya dengan membuat alat konsentrator untuk membantu pasien Corona atau COVID-19 saat dilanda sesak napas.
Alat tersebut adalah Portable Oxygen Concentrator Banjarnegara Islamic Hospital (POCBIH). Dengan alat ini diharapkan dapat membantu pasien COVID-19 terutama yang bergejala ringan. Selain itu, juga pasien asma yang membutuhkan bantuan oksigen dalam waktu lama.
“Keperuntukannya, bisa digunakan untuk pasien COVID gejala ringan dan pasien TBC yang butuh maintenance lama juga bisa menggunakan alat ini,” ujar Direktur RSI Banjarnegara Agus Ujianto di tempat kerjanya, Minggu (11/7/2021).
Ia optimistis, alat tersebut bisa membantu pasien di tengah stok tabung oksigen yang saat ini terbatas. Terlebih, secara penggunaan mudah dan praktis.
“Mudah sekali selama ada listrik dan air steril yang bisa diisi ulang berkali kali. Jadi bisa untuk pasien di rumah sakit, juga bisa untuk yang di rumah. Karena alatnya ringan dan portable,” kata dia.
Bahkan, untuk membantu melegakan pernapasan, alat ini bisa ditambah dengan minyak esensial. Seperti, minyak kayu putih.
“Untuk, inhalasi juga bisa kita tambahkan minyak esensial. Dalam diskusi dengan pak Gubernur Jateng, alat semacam ini bisa dimanfaatkan karena kondisi darurat,” sebutnya.
Secara teknis pembuatan, alat ini cukup sederhana. Ada tiga komponen alat yang dibutuhkan, yaitu dua aerator, selang berukuran 0.25 mm, serta flow meter yang berguna mengukur aliran udara yang masuk ke tubuh.
“Dari bahan-bahannya sebenarnya tidak susah. Hanya aerator yang biasa digunakan di akuarium ikan, selang berukuran 0.25 mm, serta flow meter yang berguna mengukur aliran udara yang masuk ke tubuh. Dalam flow meter ada gelas ukur yang ada air steril,” jelasnya.
Namun demikian, alat sederhana ini hanya bersifat membantu masuknya oksigen sebagaimana bernafas normal. Kalau dilihat ukurannya sekitar 21 persen. Sedangkan gas oksigen bisa masuk ke tubuh sebesar 95 persen.
“Jadi untuk sama dengan tabung oksigen yang biasanya, tentu tidak. Tetapi setidaknya ini membantu pasien, terutama kondisi sekarang tabung oksigen terbatas sekali,” ungkapnya.
Agus menambahkan, secara teknis alat ini bekerja, udara bebas divakum masuk ke dua aerator, kemudian disalurkan melalui selang ke flow meter.
“Flow meter kan ada air steril, jadi melalui selang yang sudah terhubung alat pengukurnya disalurkan melalui selang lalu ke hidung pengguna,” jelasnya.
Saat ini, pihak rumah sakit tengah memproduksi kembali. Mengingat kondisi tabung oksigen susah.
“Untuk antisipasi kelangkaan tabung oksigen, kami dalam waktu dekat akan memperbanyak ini. sehingga kalau ada pasien sesak napas dan darurat bisa menggunakan alat ini,” ujarnya.