BOLAGILA. Hattrick merupakan salah satu performa terbaik bagi pemain sepak bola dalam satu pertandingan. Namun, capaian tersebut memiliki beberapa kategori, salah satunya hattrick sempurna.
Selama ini kita mengenal istilah tersebut bagi pemain yang merobek gawang lawan dengan tiga bagian tubuh berbeda. Dia mencetak gol menggunakan kaki kanan, kaki kiri, dan kepala.
Istilah hattrick sempurna itu ternyata merupakan pemahaman Inggris. Jerman memiliki definisi berbeda mengenai kinerja itu. Lupenreiner hattrick hanya layak ditujukan bagi pemain yang membuat tiga gol secara beruntun untuk timnya di satu babak.
Sebagai contoh, Bayern Munchen mengalahkan Borussia Dortmund 4-0. Harry Kane membuat gol di menit ke-4, 18, dan 44, dengan satu lagi dicetak Thomas Muller di menit ke-34. Maka, Kane tidak bakal disebut pencetak hattrick di partai tersebut. Sebab, torehannya diselingi kontribusi Muller.
Dengan menggabungkan dua pemahaman terminologi tersebut, lalu adakah pemain yang membuat hattrick paling sempurna?
Guardian mencatat sejumlah pemain bisa membuat tiga gol secara berurut bagi tim menggunakan bagian tubuh berbeda. Pertama adalah Gabriel Agbonlahor (Aston Villa 4-2 Manchester City, 17 Agustus 2008).
Lalu ada Danny Butterfield (Crystal Palace 3-1 Wolverhampton Wanderers, 2 Februari 2010) dan Jonny Howson (Scunthorpe United 1-4 Leeds United, 30 October 2010).
Dari Spanyol hadir mesin gol Cristiano Ronaldo (Real Madrid 4-0 Getafe, 27 Januari 2013). Menyusul kemudian Mikael Uhre (OB Odense 0-3 Brondby, 14 Maret 2021) dan Serhou Guirassy (Mainz 05 1-3 VfB Stuttgart, 16 September 2023).