BOLAGILA , Jakarta – Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menyatakan, stok pangan untuk warga DKI Jakarta aman untuk menghadapi dampak El Nino yang diprediksi akan mencapai puncaknya pada Agustus hingga September 2023.
Meski sumber pangan yang masuk DKI Jakarta umumnya berasal dari daerah penyangga Ibu Kota dan daerah lainnya, namun telah ada kerja sama pengadaan stok pangan.
“Sejauh ini 98 persen pangan Jakarta itu kan berasal dari luar,” ujar Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta Suharini Eliawati saat dikonfirmasi, Dikutip dari Antara, Senin (31/7/2023).
Selain itu, Suharini mengatakan, pihaknya menguatkan kerja sama dengan daerah produsen. “Itu namanya kerja sama antardaerah,” katanya.
Menurut Suharini, kebutuhan pangan Jakarta berupa beras diperkirakan aman karena Jakarta memiliki 414 hektare lahan sawah yang hasilnya digunakan untuk membantu penyediaan kebutuhan pangan dari luar Ibu Kota.
“Terluas ada di Jakarta Utara 300 hektare sekian, sisanya ada di Jakarta Barat dan Timur,” kata Suharini.
Namun, melihat Jakarta yang per harinya membutuhkan 300 ton beras, kata Suharini, tentunya secara produksi sawah yang ada di DKI tidak mampu memenuhi kebutuhan tersebut. Namun, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta melalui Dinas KPKP DKI terus melakukan penguatan kerja sama antardaerah.
“Makanya saya bilang tadi penguatan kerja sama antardaerah menjadi sangat penting. Kita dibantu oleh BUMD pangan kita dalam hal ini Food Station, selain melakukan ‘training’, Food Station juga melakukan ‘contract farming’ (kontrak pengadaan pangan),” kata Suharini.
Andalkan Pasokan dari Luar Daerah
Selain mengandalkan pasokan pangan dari luar daerah, pihaknya juga mengajak masyarakat menanam bibit tanaman yang cepat panen untuk memenuhi kebutuhan pangan sebagai antisipasi dampak fenomena El Nino di Ibu Kota.
“Kita tetap gencarkan sebagaimana arahan dari Pak Presiden, Pak Mendagri (Menteri Dalam Negeri), bagaimana kita melakukan penanaman tanaman yang cepat panen,” katanya.
Pihaknya telah membagikan bibit tanaman cepat panen kepada masyarakat. “Nah ini yang kita lakukan, kita membagikan seluruh bibit-bibit tanaman pangan,” katanya.
Adapun sejumlah bibit tanaman itu di antaranya cabai hingga terong dengan usia panen pertama sekitar tiga bulan sejak awal bibit ditanam.
“Cabai, terong, itu kan yang mudah cepat panen, umur 3 bulan sudah panen. Dan itu panen pertama. Seterusnya itu kan panen-panen terus, ada cabai itu sampe tujuh kali panen,” ujar Suharini.