— Bursa transfer bisa merusak sebuah tim sepak bola yang memiliki masa depan cerah. Setidaknya ada tujuh tim hebat yang rusak karena bursa transfer.
Ajax Amsterdam musim 2018/2019 merupakan salah satu tim hebat yang mulai dirusak bursa transfer. Setelah Matthijs De Ligt dibeli Juventus dan Frenkie De Jong direkrut Barcelona musim ini, Hakim Ziyech dipastikan pergi ke Chelsea musim depan.
Dikutip dari Marca, berikut tujuh tim hebat sebelum Ajax musim lalu yang rusak karena bursa transfer:
1. Ajax Amsterdam Era Johan Cruyff
Setelah menjadi juara European Cup (Liga Champions) pada 1973, Cruyff pindah ke Barcelona. Tidak lama berselang para pemain bintang Ajax yang lain ikut hengkang. Johan Neeskens dan Arnold Muhren pindah pada 1974, kemudian disusul Arie Haan serta Horst Blankenburg pada 1975.
Cruyff era Ajax itu meraih banyak sukses, termasuk Liga Belanda 1970, 1972 dan 1973, Piala KNVB pada 1970, 1971 dan 1972, European Cup (Liga Champions) pada 1971, 1972 dan 1973, serta Piala Intercontinental pada 1972.
2. FC Porto Era Jose Mourinho
Porto yang dilatih Mourinho membuat kejutan setelah menjadi juara Liga Champions 2004 ketika mengalahkan AS Monaco. Namun seiring kepergian Mourinho ke Chelsea, para bintang Porto juga pindah pada 2004. Ricardo Carvalho dan Paulo Ferreira ikut Mourinho ke Chelsea, Deco ke Barcelona, Carlos Alberto ke Corinthians, Derlei ke Dinamo Moskow dan Pedro Mendes ke Tottenham Hotspur.
Porto era Mourinho merebut trofi Liga Champions pada 2004, Piala UEFA pada 2003, Liga Portugal pada 2003 dan 2004, dan Taca de Portugal pada 2003.
3. Era Emas Red Star Belgrade
Pada awal 1990an Red Star menjadi salah satu tim paling ditakuti di Eropa. Banyak talenta luar biasa Yugoslavia yang memperkuat tim tersebut. Red Star ketika itu menjadi juara Liga Champions 1991 dan Piala Intercontinental 1991. Selain itu mereka menjadi juara liga domestik pada 1990, 1991, dan 1992 serta Piala Serbia 1991.
Robert Prosinecki menjadi bintang pertama yang pindah pada 1991 untuk bergabung dengan Real Madrid. Tahun berikutnya Vladimir Jugovic, Sinisa Mihajlovic, Dejan Savicevic, Darko Pancev, Miodrag Belodedici hengkang.
4. Ajax Amsterdam 1995
Ini adalah skuat kuat Ajax terakhir yang mampu merebut gelar Liga Champions dengan mengalahkan AC Milan pada laga final 1995. Bahkan ketika itu Patrick Kluivert dan Nwanko Kanu hanya menjadi pemain cadangan. Ajax juga menjadi juara Piala Intercontinental 1995 dan Liga Belanda 1994, 1995, dan 1996.
Setelah Clarence Seedorf pindah ke Sampdoria pada 1995, Edgar Davids, Finidi George, Kanu dan Michael Reiziger juga pindah pada 1996. Marc Overmars dan Kluivert pindah pada 1997 dan Edwin van der Sar serta Jari Litmanen hengkang dua tahun kemudian.
5. Marseille Juara Liga Champions
Setelah menjadi juara Ligue 1 pada 1991 dan 1992 serta Liga Champions pada 1993, sejumlah bintang Marseille memutuskan hengkang setelah pemilik klub Bernard Tapie terlibat skandal.
Usai Alen Boksic, Abedi Pele, Marcel Desailly, dan Franck Sauzee pindah pada 1993, Marseille kehilangan Didier Deschamps, Basile Boli dan Rudi Voller pada 1994.
6. Lazio Era Sven Goran Eriksson
Setelah merebut gelar Piala Winners 1999 dan Piala Super Eropa, Lazio kemudian menjadi juara Serie A dan Coppa Italia pada 2000 di bawah asuhan Sven Goran Eriksson. Namun, bursa transfer merusak skuat penuh talenta itu.
Alen Boksic, Sergio Conceicao, Matias Almeyda hengkang pada 2000, kemudian disusul Juan Sebastian Veron, Pavel Nedved, Marco Salas pada 2001, dan Alessandro Nesta ke AC Milan pada 2002.
7. AC Parma
Parma sempat menjadi klub Italia yang disegani di Eropa, terutama pertengahan 1990an hingga awal 2000. Namun, para pemain bintang perlahan tapi pasti meninggalkan klub hingga Parma dinyatakan bangkrut.
Faustino Asprilla, Gianfranco Zola, dan Fernando Couto hengkang pada 1996. Disusul Nestor Sensini dan Enrico Chiesa pada 1999, Dino Baggio dan Hernan Crespo pada 2000, Gianluigi Buffon dan Lilian Thuram pada 2001, dan Fabio Cannavaro pada 2002.